Mandiri Sekuritas Revisi Target IHSG Akhir Tahun Ini Jadi 6.550

Mandiri Sekuritas Revisi Target IHSG Akhir Tahun Ini Jadi 6.550 Mandiri Sekuritas Revisi Target IHSG Akhir Tahun Ini Jadi 6.550

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menyatakan bahwa pihaknya merevisi kebawah target indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan akhir tahun 2019 memerankan 6.550, dari yang sebelumnya hadapan level 6.800.

Adrian menjelaskan revisi tercantum dilakukan selesai mempertimbangkan laba steril para emiten cukup semester I yang namun tumbuh tipis. "Pertumbuhannya agak aib di single digit, dan bulan Juni juga melambat sekuku makanya kita revisi," ujarnya saat ditemui cukup Media Gathering di Jakarta, Senin (9/9).

Dia menjelaskan, rendahnya pertumbuhan laba jernih emiten merupakan imbas daripada metidak cepatnya pertumbuhan ekonomi global karena menurunnya harga komoditas. Sedangkan, daripada sisi domestik pertidak cepatan pertumbuhan ekonomi disebabkan adanya pemilihan standar (pemilu) ala April kemudian, yang membuat pemilik uang menahan investasinya.

Selain itu, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan tak kunjung usai juga turut mempengaruhi laba emiten. "Jadi memang menunggu kepastian global. Dari sisi pemilik_kekayaan mereka wait and see," menyibaknya.

(Baca: Katadata Market Index: IHSG September Diprediksi Masih Bearish)

Meski begitu, jika dibanding memakai negara lain, kinerja pasar saham Indonesia masih tergolong saling menolong. Hal ini terlihat atas revisi rasio laba per saham atau earnings per share (EPS) secara year to date (sangkat Agustus 2019) Indonesia yang modern seberbobot 5,8%. Revisi ini lebih pendek atas Vietnam yang mencapai 7,9%, Thailand 9%, beserta Korea Selatan 31,7%.

Jika dilihat per sektor, cukup semester 1 sektor bahwa menunjukan kinerja bahwa tidak emosi yakni adalah produsen barang konsumsi atau kebutuhan pengguna (Fast Moving Consumer Goods/ FMCG), farmasi, dan telekomunikasi. Sedangkan, pertaktikan bahwa kurang tidak emosi kinerjanya di semester I yaitu emiten di sektor pertambangan dan perkebunan.

Adapun kontribusi negatif juga deras datang daripada komoditas dan sektor akan terkait dengan investasi, seperti infrastruktur, karena adanya pemilu. Sesantak investor menahan investasinya. Namun, Kedepan diharapkan sektor ini bisa berprofesi tumpuan kinerja pasar saham di Indonesia.

(Baca: Mandiri Sekuritas Perkirakan IHSG Akhir Tahun Tembus 6.800)